Pada hari Jumat, 3 Februari 2017, Universitas Muhammadiyah Surakarta mengadakan acara silaturrahmi dengan Bapak Dr. Totok Prasetyo (Direktur Kelembagaan Kemenristek Dikti) dalam rangka sharing persiapan Banding AIPT dan peningkatan akreditasi Prodi. Acara dihadiri oleh hampir seluruh kaprodi di lingkungan UMS yang berlangsung mulai pukul 08.30 – 10.30 WIB di lantai VII Gedung Siti Walidah. Wakil Rektor 1 UMS Bapak Dr. Muhammad Dai membuka acara dan memperkenalkan pembicara tamu. Selanjutnya pembicara utama Bapak Dr. Totok Prasetyo mengawali presentasinya dengan menyampaikan beberapa informasi penting mengenai perkembangan terakhir aturan Dikti untuk perangkingan perguruan tinggi. Perangkingan dari Dikti ini dimaksudkan untuk pembinaan PT oleh Dikti. Rangking akan dikeluarkan setiap tgl 17 Agustus setiap tahun.
Mewakili pemerintah, pak Totok menyampaikan terima kasih kepada PP Muhammadiyah karena telah membantu mencerdaskan bangsa. Ditekankan agar universitas berkembang dari teaching university menjadi research university, atau bahkan menjadi entrepreneur university. Pak Totok mencontohkan Harvard university yang mempunyai sejarah panjang sehingga dapat menjadi contoh bagi kemajuan universitas. Sistem perangkingan dunia yang dilakukan oleh QS berjumlah 500 PT terbaik di dunia. Ada 5 kriteria yang dijadikan ukuran untuk masuk rangking, di antara sub kriterianya dalam hal teaching adalah ratio jumlah doktor dengan jumlah mahasiswa, reputasi dosen, jumlah sitasi, dan berapa gaji dosen. Ada beberapa kriteria lain seperti jumlah kerjasama dengan luar negeri.
Pak Totok mengharapkan agar UMS dapat menjalin kerjasama dengan negara-negara Afrika. Menyinggun maslah banyaknya pengangguran di Indonesia bukan karena tidak ada pekerjaan tetapi karena tidak adanya atau kuràngnya match antara supply dan demand, atau antara kebutuhan kerja dan skill yang tersedia. Untuk itu semestinya setiap universitas mempunyai ciri khas masing-masing, yang mencerminkan keunggulannya.
Pak Totok berpesan bahwa sebagai manusia kita harus melakukan doa usaha istiqomah dan tawakal (DUIT). Bagi sebuah institusi yang ingin mencapai nilai akreditasi A maka diperlukan beberapa nilai yaitu Leadership yang kuat, Komitmen, dan Sistem yang terintegrasi dengan baik. Pemimpin yang baik perlu menjalankan tugasnya dengan kriteria CINTA dan KASIH, yang mempunyai kepanjangan Cerdas inovasi normatif tangguh dan aspiratif, serta Keteladanan amanah sensitif inspiratif dan humanis.
Dalam penilaian akreditasi bukan hanya perpindahan nilai dari A ke B semata tetapi ada jiwa yang ikut menyertai. Jiwa di sini merupakan terbawanya nilai-nilai yang dijunjung dalam perilaku sehari-hari. Untuk itu diperlukan kekompakan dalam mengurusi semua hal dari hal yang rumit sampai hal yang kecil-kecil. Misal, ketika orang masuk maka sudah tercermin dari mulai dia masuk universitas, cara menyambutnya bagus atau A, gedungnya A, toiletnya A, dan semuanya A. Data harus valid dengan satu sumber. Ketika asesor dating dan bertanya kepada rektor dan wakil rektor tentang berapa jumlah mahasiswanya maka jawabannya harus sama. Setiap pejabat juga harus bertanggung jawab dengan tugas masing-masing. Setiap tingkah laku dari mahasiswa dan dosen mencerminkan nilai jiwa yang dibawa. Semua informasi harus diketahui oleh semua dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Semua well informed, karena akreditasi merupakan bentuk pengakuan dari stake holder.
Di akhir sesi, pak Totok menjelaskan bahwa sertifikat BAN-PT berlaku 5 tahun, tetapi direktur pembinaan Kemenristek Dikti dapat mengusuklkan untuk menurunkan status akreditasi jika ditemukan laporan masyarakat mengenai kelakuan civitasnya yang menyimpang atau tidak mencerminkan nilai yang diperoleh semula. Disimpulkan bahwa nilai akreditasi mencerminkan perilaku semua komponen di universitas, untuk itu perlu saling ingat mengingatkan, saling sinergi, karena mungkin kelakuan jelek dari satu orang dapat merusak reputasi keseluruhan universitas.
Setelah mencapai A maka tetap perlu melakukan perbaikan mutu secara terus menerus, atau continuous improvement. Agar semua pekerjaan tersebut terasa ringan maka supaya dilakukan dengan hati senang. Semangat kebersamaan harus dibangun, dan semua perilaku menunjukkan nilai-nilai islam yang unggul. Itulah yang disebut agent of change.